In Memorian: Seperti Ini Sosok Marhadenis di Mata Rekan Kerja
|
Ruang sengketa Bawaslu Langkat terlihat ramai, Jum'at (16/8/2019). Sejumlah staf sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, ada yang membolak balik kertas, mengetik di laptop, hingga memprint sesuatu. Pekerjaan memang sedang banyak hari itu. Laporan pertanggungjawaban yang sudah deadline harus tuntas segera.
Tapi sejujurnya, suasana ramai itu berbeda dibandingkan sebulan lalu, ketika si “empunya” ruangan, Marhadenis Nasution masih hidup. Namun, tanggal 16 Juni 2019 lalu, Marhadenis meninggal dunia karena sakit.
Ketika staf Bawaslu Langkat sedang mengerjakan laporan divisi di ruangannya, biasanya Marhadenis yang paling “repot”. Memeriksa satu persatu halaman laporan yang dikerjakan staf hingga memastikan stafnya sudah makan siang atau belum. Tak ada kepanikan di wajah Marhadenis meskipun laporan harus selesai segera. Dia tetap bekerja tenang dan meminta staf tidak tergesa-gesa agar laporan divisi bisa tuntas dengan baik.
“Tenang dan terampil. Begitu sosok almarhum di mata saya pribadi. Almarhum orang yang tenang ketika menyikapi masalah,” kata Ketua Bawaslu Kabupaten Langkat, Husni Laili, Senin (12/8/2019).
Tak hanya tenang dan terampil dalam adminsitrasi, bagi Husni, Marhadenis adalah sosok kolega yang melengkapi. Marhadenis tidak merasa sebagai komisioner yang paling mumpuni sehingga enggan berbagi pengalaman dengan rekan kerja yang lain. “Saya banyak mendapat pengalaman baru dari beliau,” katanya.
Tak hanya untuk Husni, sosok Marhadenis bagi Koordinator Divisi (Kordiv) Penindakan Pelanggaran Bawaslu Langkat, Juliadi adalah rekan kerja yang banyak membimbingnya saat melakukan tugas-tugasnya dalam penindakan pelanggaran.
“Saya banyak belajar dari Almarhum dalam menjalankan tugas penindakan pelanggaran. Beliau yang lebih senior dalam hal ini selalu mengingatkan tentang regulasi yang harus saya pahami. Selain sebagai partner kerja, almarhum juga kami posisikan sebagai guru mengingat beliau lebih dahulu terjun dalam dunia pengawasan. Sepak terjang beliau tidak diragukan lagi,” tegasnya.
Lain lagi bagi Ahmad Sayuti. Kordiv Hukum Data dan Informasi Bawaslu Langkat ini mengatakan, alhamarhum adalah sosok ayah baginya. Almarhum sering menjadi penenang saat Bawaslu Langkat dihadapkan pada posisi harus mengambil sikap dalam momen yang krusial.
“Bagi saya almarhum udah seperti ayah bagi kami. Beliau sering menjadi penenang saat kami harus mengambil sikap dalam momen yang sangat krusial. Peran beliau sangat mempengaruhi kondisi psikologis kami. Hadirnya beliau membuat kami lebih mantap dalam bertindak,” katanya.
“Namun kini canda tawa yang kita lewati bersama harus diakhiri dengan tangis kepedihan yang sangat mendalam. Momen-momen saat Almarhum bersama kami dalam mengawasi Pemilu ini akan abadi. Sosok beliau tidak akan tergantikan bagi kami karena telah terpatri dalam sanubari,” lanjutnya.
Disamping itu, Riono Hardiman, Kordiv Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Langkat, saat dijumpai di ruangannya menuturkan jika Almarhum adalah sosok yang baik hati, tegas dan ulet.
"Beliau merupakan sosok yang baik hati dan tegas dalam memimpin. Saya mengenal beliau sejak tahun 2012 dan saat Pilkada Langkat tahun 2018 saya kerja bersama beliau yang saat itu masih menjadi Panwaslu Kabupaten Langkat. Beliau mengikuti perkembangan regulasi kepemiluan dari tahun ke tahun. Tak kenal lelah dalam belajar," ujarnya.
Tidak hanya bagi rekan kerjanya sesama anggota Bawaslu Langkat, sosok Marhadenis juga berkesan bagi atasannya di Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang. Suhadi mengatakan, sosok Marhadenis adalah komisioner yang punya integritas dan selalu mengingatkan para pengawas Pemilu tentang pentingnya integritas.
“Beliau merupakan sosok yang berintegritas. Hal tersebut sangat kami apresiasi sebagai pimpinan di Bawaslu Sumut,” ujarnya.
Marhadenis menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Royal Prima Medan tanggal 26 Juni 2019. Informasi yang diperoleh dari keluarga, almarhum sudah mengeluhkan sakit sejak tiga bulan lalu.
(MPA)
